CHONDRICHTHYES


TAKSONOMI VERTEBRATA
CHONDRICHTHYES


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Ikan itu vertebrata akuatis dan bernapas dengan insang (beberapa) jenis ikan bernapas melalui alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang/ gelembung udara).. mempunyai otak yang terbagi menjadi regio-regio. Otak itu dibungkus dalam kranium (tulang kepala) yang berupa kartilago (tulang rawan atau tulang-menulang. Ada sepasang mata. Kecuali ikan-ikan siklostomata, mulut ikan itu di sokong oleh rahang (agnatha = ikan tak berahang). Telinga hanya terdir dari telinga dalam, berupa saluran-saluran semisirkular, sebagai organ keseimbangan (equilibrum). Jantung berkembang baik. Sirkulasi menyangkut aliran seluruh bagian tubuh lain. Tipe ginjal adalah pronefrus dan mesonefrus (Djarubito, 1989: h. 181).
Ketika ikan bertulang rawan kembali kelaut, mereka telah mengganti lingkungan hipotonik (air tawar) dengan lingkungan hipertonik (air laut). Ikan-ikan ini tidak mengalami lagi menghadapi masalah pengeluaran air yang berlebihan tetapi, harus mengembangkan cara menghemat air tubuh melawan efek dehidrasi air laut (Kimball, 2009: h. 927).
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka akan dibahas mengenai spesies yang tergolong Chondrichthyes.

B.  Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui morfologi dan anatomi dari spesies yang tergolong kelas Chondrichthyes.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kembali ke lautan adalah suatu cara melarikan diri yang ditempuh oleh ikan bertulang rawan yang pertama. Ikan-ikan ini (yang paling awal adalah hiu yang tidak jauh berbeda dengan hiu masa kini) memperoleh namanya dari fakta bahwa kerangkanya terdiri atas tulang rawan dan bukan tulang keras. Seperti halnya plakodermi, ikan hiu mempunyai rahang. Tulang rahang berkembang dari kedua pasang pertama lengkung insang (Kimball, 2009: h. 827).
Hal ini juga di jelaskan di dalam Al-Qur’an, sebagaimana Allah SWT berfirman Q.S Al-Jasiyah / 45 : 4

Terjemahnya:
Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini.

Chondrichthyes ( Chondros = tulang rawan; ichthyes = ikan ) yang merupakan invertebrata rendah yang memiliki columna vertebralis sempurna yang terpisah satu sama lain sehingga mudah membengkokkan tubuhnya. Kecuali itu telah memiliki tulang rahang dan beberapa pasang appendage berupa pina (sirip). Hampir semuanya predacious, hidup di laut. Nenek moyangnya dikenal dari fosil-fosil yang berupa sisa-sisa tulang gigi, tulang jari sirip, dan sisik. Salah satu contoh yang terkenal adalah ikan hiu (Squalus acanthias) (Jasin, 1984: h. 41).
Ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua subkelas: Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) dan Holochepali (kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri (Wikipedia  Ensiklopedia Bebas, 2011).
            Menurut (Jasin, 1984: h. 41-42) ciri khusus adalah sebagai berikut;
  1. Kulit tegar dan diliputi oleh sisik placoid dengan banyak kelenjar mucosa. Pada kedua bagian median sisinya terdapat sirip yang disokong oleh jari-jari pina pelvicus, membentuk beberapa bagiannya menjadi clasper pada hewan jantan.
  2. Mulut terletak sebelah ventral dari kepala, dengan gigi beremail; memiliki lubang nostril satu atau dua yang tidak mepunayi hubungan dengan dengan cavum oris; memiliki rahang bawah dan atas; pada intestinumnya terdapat klep spiral.
  3. Skeletonnya berupa tulang rawan tanpa tulang keras, tulang cranium bergabung dengan capsula sensoris; terdapat notochord dengan banyak vertebrae yang sempurna dan terpilih satu sama lain.
  4. Cor terdiri atas satu ruang venticulum dan satu auriculum dengan sinus venosus, conus anteriosus, hanya berisi darah vena: terdapat beberapa pasang archus aorticus, erythrocyt berbentuk oval dan berinti.
  5. Respirasi dilakukan dengan 5, 6, 7, pasang insang yang masing-masing terdapat dalam celah yang terpisah.
  6. Memiliki 10 pasang nervi cranialis.
  7. Suhu tubuh tergantung pada lingkungannya (poikilothermis).
  8. Seks terpisah; fertiliasasi (pembuahan) terjadi di dalam tubuh : ovipar atau ovivipar.
Kelas Chondrichthyes memiliki endoskeleton yang seluruhnya terdiri atas cartilago dengan sedikit calsificasi, tetapi tulang sebenarnya tidak ada. Eksoskeleton yang terdiri atas sisik placoid tractus digestivus, apparatus respiratorium, sistem radio vaskulator dan banyak lainnya (Radiopoetra, 1993: h. 2).
Sebagian besar hiu tubuhnya berbentuk spindle shape yang melancip di kedua ujungnya. Ekornya heterocercal yang digunakan untuk berenang. Celah insang lateralal, terdapat spirakel di belakang mata. Mempunyai hati yang di penuhi oleh minyak, sirir terdiri atas sepasang sirip dada (pectoral) dan sirip perut (pelvic). Satu atau dua sirip punggung (dorsal), satu sirip ekor, kadang-kadang terdapat sepasang sirip dubur (anal). Hiu adalah sekelompok sub ordo Selachimorpha ikan dengan kerangka tulang rawan yang lengkap dan tubuh yang rramping (Aimirawati, 2011).
Ikan hiu dan pari terbesar adalah para pemakan-suspensi yang memangsa plankton. Namun demikian, sebagian besar hiu adalah karnivora yang menelan mangsanya secara utuh atau menggunakan rahang dan geliginya yang sangat tajam untuk menyobek daging dari hewan yang terlalu besar untuk ditelan sekaligus. Geligi hiu mungkin berkembang dari sisik yang bergerigi yang menutupi kulit kasarnya. Saluran pencernaan pada banyak hiu memiliki proporsi yang lebih pendek dibandingkan dengan saluran pencernaan banyak vertebrata lain. Di dalam usus halus hiu terdapat suatu katup spiral (spiral valve), yaitu penonjolan berbentuk pembuka botol yang meningkatkan luas permukaan dan memperlema aliran makanan di sepanjang saluran pencernaannya yang pendek (Campbell, 2003: h. 255).


BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.     Alat dan bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat seksi, jarum pentul, loupe, dan papan seksi.
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Ikan hiu (Carcharias menissorah), Ikan pari (Trygon sephen) dan kapas.

B.     Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah hari/tanggal kamis, 24 november 2011. Pukul 15:00 WITA – selesai. Tempat Laboratorium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Samata-Gowa.     

C.     Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah :
1.    Pengamatan bentuk luar
  • Meletakkan ikan yang sudah mati diatas papan seksi.
  • Mengamati bentuk luarnya yang terdiri dari bagian kepala meliputi mulut, celah insang, cekung hidung, mata, spirakel. Bagian badan terdiri dari sirip, sisik, gurat sisi, kulit epidermis, anus, clasper, dan ekor, lalu menggambar keseluruhannya.
2.    Pembedahan untuk melihat alat-alat dalam tubuh.
  • Membuat torehan disebelah belakang anus kearah punggung dengan scapel sampai menyentuh tulang belakang.
  • Memotong mulai dari anus kearah kepala sampai kedekat celah insang.
  • Melanjutkan pemotongan kearah punggung lewat pangkal sirip dada sampai tertumbuk pada tulang belakang.
  • Menahan dengan jarum pada batas badan  dan ekor, dan di batas kepala dan badan.
  • Membuka dinding badan dengan menggunakan pinset. Menahan dinding badan sebelah bawah dengan jarum.
  • Melepaskan alat tumbuh (jeroan) dengan spatula.
  • Membuka rongga perut dan mengamati letak dari alat-alat seperti ginjal, hati, usus, pancreas, dan jantung lalu menggambar alat-alat tersebut sesuai letaknya.
3.    Sistem pencernaan
  • Melepaskan hati dari penggantungnya (mesentrium).
  • Memasukkan ujung spatula/lidi kedalam rongga mulut, pangkal kerongkongan dan tertumbuk pada lambung.
  • Menggerak-gerakkan lidi tersebut yang masuk pada kerongkongan dan lambung yang berbentuk U berhubungan dengan anus.
  • Mengangkat usus dan melepaskan  mesentriumnyanya tanpa merusak alat-alat yang lain lalu menggambar alat-alat itu secara skematis sesuai dengan letaknya.
4.    Sistem pernapasan
  • Menggunting dasar rongga mulut dan sehingga tampak bagian dalam bagian rongga mulut.dan mengamati perlekatan insang.
  • Melepaskan satu lengkung insang dan mengamati dengan loupe, kemudian mencari bagian lembaran insang, tulang lengkung insang dan bagian-bagiannya.
5.    Pengamatan rongga mulut
  • Mengamati alat-alat lain dari rongga mulut seperti rahang atas dan bawah, lalu meraba permukaannya dan lidah.
  • Munusukkkan seutas ijuk atau kawat kedalam cekung hidung.
  • Susunan otot dan tulang
  • Melalui irisan permulaan tadi, meneruskan irisan sampai tubuh ikan terpotong dua/terpisah.
  • Memegang potongan bagian ekor dengan tangan kiri dan mengamati penampang melintangnya kemudian meneruskan irisan sampai terpisah bagian kiri dan kanan lalu mengamati bentuk jaringan alat-alatnya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan sebagai berikut:
1.    Ikan hiu (Carcharias menissorah)

Morfologi

Keterangan     
1.    Sirip punggung I (Pinna dorsalis I)
2.    Sirip punggung II (Pinna dorsalis II)
3.    Rahang atas (Maksila)
4.    Mata (Visus)
5.    Celah insang
6.    Sirip dada (Pinna pectoralis)
7.    Sirip dubur (Pinna analis)
8.    Pinna pelvic
9.    Pinna caudalis (sirip ekor)

Anatomi

Keterangan
1.    Jantung (Cor)
2.    Kantung empedu
3.    Lambung (Ventrikulus)
4.    Usus (Intestinum)
5.    Testis

2.    Ikan Pari (Trygon sephen)
Morfologi

 Keterangan
1.    Mata (Visus)
2.    Sirip punggung (Pinna pectoralis)
3.    Pina pelvicus
4.    Sirip ekor (Pina caudalis)
5.    Clasper
6.    Spiracle

Anatomi

Keterangan
1.    Hati (Hepar)
2.    Limpa (Lien)
3.    Usus (Intestinum)
4.    Anus
5.    Gelembung udara
6.    Lambung (ventrikulus)
7.    Jantung (Cor)

B.  Pembahasan
Adapun pembahasan dari percobaan ini adalah :
1.    Ikan hiu (Carcharias menissorah)
a.    Morfologi
Ikan hiu kecil (+ 1 m), memiliki banyak silindris, ujung lancip, kepala pipih. Ada sirip median dorsal. Sirip kaudal heteroserkal. Yang berpasangan adalah sirip pektoral dan sirip pelvik. Pada yang jantan, sirip kaudal itu berubah menjadi klasper (organ untuk memeluk ikan hiu betina ketika perkawinan). Mulut ventral. Lubang hidung dua buah, di sebelah ventral kepala. Mata di sebelah lateral. Celah insang 5 buah, di belakang mata. Disebelah dorsal depan mata ada spirakulum, yaitu peninggalan celah insang 5 buah, di belakang mata. Di sebelah dorsal depan mata ada spirakulum, yaitu peninggalan celah insang. Lubang kloaka di antara sirip pelvik. Tubuh tertutup dengan sisik-sisik plakoid yang asalnya homolog dengan gigi (mesodermal dan ektodermal). Seperti pada gigi, sisik placoid itu berisi dentin (mesodermal) dan dilapisi dengan email (ektodermal) (Djarubito, 1989: h. 185).
b.    Anatomi
Pada pengamatan anatomi ikan hiu ditemukan adanya jantung yang termasuk sistem sirkulasi, ginjal yang termasuk sistem ekskresi, kantung empedu, hati, lambung, pankreas, dan anus yang termasuk sistem pencernaan ikan hiu.
c.    Sistem respirasi
Dengan membuka dan menutup mulut ikan hiu menghalau air ke dalam mulut dan menekan keluar dengan kekuatan (mulut menutup) melalui celah insang dan spiracle. Insang tersusun atas filamen (lembaran-lembaran) yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Darah dari ventral aorta akan melalui kapiler tersebut melepaskan CO2 dan mengikat oksigen yang larut dalam air(Jasin, 1984: h. 46).
d.   Sistem Pencernaan
Alat pencernaan terdiri atas cavum oris, pharynx, oesophagus, ventriculus, cloaca, dan anus. Di dalam cavum oris terdapat gigi pada rahang dan menghadap ke arah belakang guna menahan mangsa yang akan di telan, lidah yang pipih pada dasar cavum oris. Lambung berbentuk U dan pada bagian posterior terdapat otot daging sphincter. Di dalam intestinum terdapat klep spiral yang membantu penyerapan makanan. Hepar terdiri atas dua bagian menempati rongga sebelah anterior dan padanya terdapat vesica felea (kantung empedu) ke dalam intestinum(Jasin, 1984: h. 44).
e.    Sistem sirkulasi
Jantung hanya mempunyai satu atrium dorsal (aurikel) yang menerima darah dari sinus venosus, dan satu ventrikel ventral yang memompa darah ke konus arteriosus. Dari konus itu darah selanjutnya menuju aorta ventral yang lalu bercabang-cabang menjadi 5 buah arteri brankial aferen, terus masuk ke dalam insang(Djarubito, 1989: h. 186).
f.     Sistem Reproduksi
Fertilisasi internal. Ikan hiu jantan mempunyai alat kopulasi yang disebut klasper (penjepit). Yang betina mempunyai 2 ovarium di dekat ujung anterior kavum abdominal. Telur yang masak melepaskan diri, menembus selaput ovarium, dan masuk kedalam selom. Telur itu lalu ditarik masuk ke dalam ostium yang membentuk corong, terus masuk oviduk. Ujung posterior oviduk itu masing-masing membesar menjadi uterus. Dalam uterus embrio berkembang sampai menjadi ikan hiu yang dapat berenang. Hiu jantan mempunyai 2 testes. Spermatozoa mencapai saluran Wolff melalui vas eferen yang banyak jumlahnya. Saluran Wolff itu berfungsi sebagai vas deferens(Djarubito, 1989: h. 189).
g.    Habitat
Ikan hiu (Carcharias menissorah) hidup di selurh perairan laut dan samudra di dunia. Hewan ini biasanya melakukan migrasi kebeberapa tempat dengan melakukan perjalanan jauh, hal ini dilakukan untuk mencari mangsa dan perkembangbiakannya.
h.    Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari ikan hiu (Carcharias menissorah) adalah :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Chondrichthyes
Ordo               : Selachi
Famili              : Carchariadae
Genus              : Carcharias
Spesies            : Carcharias menissorah

2.    Ikan Pari (Trygon sephen)
a.    Morfologi
Bentuk umum ikan pari adalah pipih dengan ekor yang panjang, pada bagian dorsalnya terdapat mata yang berdekatan dengan spiracle sebagai alat indera, pinna pectoralis pada kedua sisi paling sudut dari tubuhnya, pinna pelvic yang berdekatan dengan ekor, dan clasper yang berfungsi untuk memeluk ikan betina saat proses perkawinan.
b.    Anatomi
Bagian anatomi yang nampak pada saat pembedahan ikan pari tersebut adalah mulut, hati, empedu, pankreas, lambung, usus, dan anus yang termasuk ke dalam alat sistem pencernaan, adapun jantung berperan sebagai sistem sirkulasi ikan pari.
c.    Sistem Respirasi
Ikan pari melakukan respirasi dengan membuka dan menghalau air ke dalam mulut dan menekan keluar dengan kekuatan menutup mulut melalui celah insang dan spiracle, insangnya terdiri atas filamen yang banyak mengandung pembuluh darah, meliputi Archus branchia, Filamen branchia, Gill rakers.
d.   Sistem Pencernaan
Alat pencernaannya terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, usus, kloaka, dan anus. Pada mulut terdapat rahang yang bergigi. Faring terbuka dan berhubungan dengan 5 celah insang. Hepar terdiri dari 2 bagian menempati rongga sebelah anterior dan ada kelenjar pankreas.
e.    Sistem Sirkulasi
Cor terdiri atas sinus venosus yang berdinding agak tebal dilanjutkan oleh auriculum dan ventriculum yang berdinding tebal. Kemudian bersambung dengan conus arteriosus terus ke ventral aorta yang bercabang 5 pasang arteri afferent branchialis mengambil O2 yang terdapat dalam gelembung udara yang ada di dalam air. Kemudian melalui 4 pasang afferent branchialis darah masuk aorta dorsalis yang menjulur memanjang sepasang pertengahan dorsalis dari rongga coelom (Djarubito, 1989: h.  186).
f.     Sistem Reproduksi
Seks terpisah, alat kelamin jantan berupa sepasang testis dan beberapa vasa eferensia yang menuju vasa deferensia. Saluran itu terbentang di bawah ginjal dan berakhir pada papilae urogenitalia. Alat kelamin betina terdiri dari sebuah ovarium yang menggantung di sebelah dorsal dengan satu membran dan dua buah oviduk yang menjulur disepanjang tubuh(Jasin, 1984: h. 47).
g.    Habitat
Ikan pari (Trygon sephen) dapat ditemukan di laut. Ikan ini pada umumnya berenang disekitar dasar laut dengan mulut terbuka untuk mencari makanan disekitarnya.
h.    Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari ikan pari (Trygon sephen) adalah :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Chondrichthyes
Ordo                : Rajida
Famili              : Myliobatidae
Genus              : Trygon
Spesies            : Trygon sephen

BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah ikan hiu memiliki bentuk torpedo dengan mulut yang terletak di sebelah ventral dari kepala, kulit tegar dan diliputi sisik placoid, bertulang rawan, terdapat pinna pectoralis, pinna pelvic, pina caudal, dan pina dorsalis. Adapun anatominya terdiri atas esofagus, jantung, lambung,  hati, usus, pankreas, testis dan anus. Sedangkan ikan pari memiliki bentuk yang pipih dengan ekor yang panjang. Terdapat mata, sirip punggung, pina pelvicus,sirip ekor, clasper, spiracle. Adapun anatominya terdiri atas jantung, hati, pankreas, lambung, usus, ginjal, dan empedu.

B.  Saran
Adapun saran untuk percobaan ini adalah sebaiknya praktikan memperhatikan dengan baik bagian dari morfologi dan anatomi dari spesies yang diamati.


DAFTAR PUSTAKA
Aimirawati, Chondrichthyes,Blog Aimirawati. http://aimirawati.blogspot.com/ikan-hiu.html(28 November 2011)
Anonim,Chondrichthyes.Wikipedia Ensiklopedia Bebas. http://www.wikipedia.org  ( 28 November 2011)
Campbell, dkk. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2003
Danar Prastyo, Chondrichthyes.Blog Danar Prasetyo. http://danarprasetyo-scientific.blogspot.com (9 Desember 2011)
Departemen Agama RI. Alquran dan terjemahnya. Bandung: CV. Penerbit J-ART, 2005.
Djarubito, Mukayat.  Zoologi Dasar.  Jakarta; Erlangga. 1989
Jasin, Maskoeri.  Zoologi Vertebrata. Surabaya; Wijaya utama. 1984
Kimball, Jhon W., Siti Tjitrosomo, dan Nawangsari Sugiri. Biologi Jilid 3 edisi ke 5. Jakarta; Erlangga. 2009
Pak Uhan, Chondrichthyes.  Blog Pak Uhan.http://uhanbiosintang.blogspor.com (9 Desember 2011)
Radiopetra. Zoologi Dasar. Jakarta; Erlangga. 1993

Related Posts

Subscribe Our Newsletter